Photobucket
Diposting oleh Nyom" Anak Kerissena Sabtu, 04 September 2010

 Cambuk Kasih Sayang
 tepatnya di umurku yang 7, hal yang paling berkesan ini terjadi. Meskipun menyedihkan, namun sangat sukar untuk di hilangkan. Karena hal itu sudah membekas dan menjadi pembelajaran bagiku. Tak perlu di pungkiri, saat itu aku bisa dibilang sangat bandel, nakal pula. Namun di depan orang tuaku, aku tetap menunjukan sikap hormat dan patuh.Karena saking bandelnya, aku pernah membuat   kedua orang tuaku mkhawatir dan marah besar. "Bu, aku mau maen sebentar. mungkin nanti jam 8 aku pulang", begitu kubilang. "Tapi jangan terlalu malam ya anakku?", jawab ibuku. "iya Bu.." setelah itu aku bergegas menemui teman-teman ku. aku kumpulkan mereka semua untukku ajak bermain.Namun agak sedikit mengganjal, semua teman-temanku rata-rata anak SMA. jadi yang kulakukan ya seperti orang dewasa. Bermain game, mencuri mangga orang, kumpul-kumpul di tengah jalan, pokoknya yang aneh-anehlah. Saking asiknya bermain, tak kusadari jam sudah menunjuka pukul 11 malam. "ya ampun, Aku lupa kalau harus pulang jam 8". Dengan perasaan bingung dan takut, aku memikirkan sesuatu untuk bisa pulang tanpa dimarahi. Namun tak semudah yang aku kira. Tiba-tiba orang tuaku datang. "kamu ini, ngapain aja sampai malam gini? ayo pulang." dengan marah-marah, mereka menyuruhku pulang. Sesampainya dirumah, Dengan kerasnya, sabuk pinggang di pukulkan ketubuhku. "aduh yah, aduh yah, sakit", dengan suara keras aku merintih kesakitan. "biar, biar kamu tau rasa kalau pulang malem kayak gini,"dengan marahnya, ayah terus mancambukku. "Sudah yah, jangan di teruskan, kasihan dia", dengan lembutnya, ibu membelaku. "biar bu, biar anak ini tau sedikit aturan", jawab ayah. "yah, ibu mohon, biar ibu aja yang kasih hukuman sama nyoman", ibu tetap membelaku. "iya terserah ibu aja". "Adek, adek enggak boleh nakal gini. kalau adek sudah bilang pulang jam 8, ya pulang. jangan maen terus. ibu sama ayah kwatir dek, dari tadi nyariin adek. Muter-muter ibu nyariin, eh ternyata masih maen, sama anak-anak SMA lagi. Sekarang adek minta maaf sama ayah, ayo!" Dengan perasaan takut aku berusaha bicara. "Yah, maafin adek ya? adek janji g akan kayak gini lagi, adek janji bakalan nepatin janji dan bakalan enggak pulang malem lagi. maafin adek ya ya..?" "iya udach, ayah maafin koq. tapi jangan di ulangi lagi ya..?", dengan nada lembut. "iya ayah, makasih ayah", dengan tersenyum aku menjawab. Akhirnya pelukan hangat mereka berdua membelaiku. Tak aku sangka, kasih sayang mereka begitu besar untukku. dan semua itu membuatku sadar akan pentingnya tanggung jawab. Hal yang akan selalu ku ingat dalam hidupku.